RAPID TEST APAKAH AKURAT - Berita Kesehatan Dunia Terkini

RAPID TEST APAKAH AKURAT

RAPID TEST APAKAH AKURAT
RAPID TEST APAKAH AKURAT

Kementerian Kesehatan Malaysia menyarankan sehingga masyarakat di negaranya tidak memakai rapid test kit secara ceroboh untuk mendeteksi infeksi virus corona (Covid-19).

Otoritas Malaysia menilai pemanfaatan rapid test kit (RTK) atau alat periksa cepat yang Mengenakan spesimen darah tidak efisien untuk mendeteksi infeksi virus corona (Covid-19).

Oleh gara-gara itu, Kementerian Kesehatan Malaysia menyarankan masyarakat di negaranya sehingga tak Mengenakan alat RTK, yang kini beredar di pasaran, untuk mendeteksi standing infeksi Covid-19. Sebab, rapid test kit cuma mendeteksi antibodi di dalam tubuh.

"Untuk informasi, ujian laboratorium yang dijalankan di fasilitas kesehatan pemerintah [Malaysia] untuk mendeteksi infeksi COVID-19 adalah bersama memakai teknik Real-Time Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (rRT-PCR)," kata Dirjen Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah di Putrajaya, Selasa (24/3/2020), seperti dilansir Antara.

Hisham menyebutkan metode rRT-PCR yang dijalankan lebih efisien mendeteksi keberadaan virus corona di dalam tubuh pasien.

"Justru, rRT-PCR COVID-19 yang positif berniat individu tersebut telah dijangkiti virus COVID-19. Keputusan ujian yang tepat melalui teknik rRTPCR adalah terlampau penting di dalam pengurusan pasien COVID-19 yang terdeteksi," ujar dia.

Pemeriksaan bersama rapid test kit, kata Hisham, mampu mendeteksi antibodi di tubuh akibat infeksi yang dialami seseorang. Sementara antibodi baru keluar sekitar 5 sampai 8 hari sehabis infeksi.

"Ujian RTK yang mendeteksi antibodi tidak mampu mendeteksi virus dan menyebabkan pengesahan terjangkit. Ini menyebabkan ia tidak mampu menopang di dalam pendeteksian awal kasus COVID-19. Justru ujian RTK yang mendeteksi antibodi tidak direkomendasikan untuk tujuan diagnosa COVID-19," kata Hisham.

Oleh gara-gara itu, Hisham menegaskan Kementerian Kesehatan Malaysia mengimbau sehingga warga di negara itu tidak menekuni pengecekan RTK secara ceroboh tanpa wejangan berasal dari pakar kesehatan. Penggunaan RTK secara ceroboh ia nilai berpotensi menyebabkan salah tafsir.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM), kuantitas kasus positif Covid-19 di negara jiran Indonesia tersebut telah capai 1.624 kasus per 24 Maret 2020.

Berbeda bersama Malaysia, pemerintah Indonesia kini justru tengah melakukan pengecekan masif memakai rapid test kit untuk deteksi pendahuluan kasus Covid-19.

Juru bicara pemerintah RI untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto pelaksanaan rapid test atau tes cepat untuk mendeteksi kasus-kasus positif baru pun akan diperluas jangkauannya.

Kata Yurianto, pemerintah telah mendistribuskan 125 ribu rapid test kit ke 34 provinsi. Dengan kuantitas alat 100-an ribu tersebut, pemerintah menargetkan pengecekan dua kelompok warga.

Mereka adalah semua orang yang dulu melakukan kontak bersama pasien positif Covid-19 dan para petugas kesehatan yang memiliki kaitan bersama fasilitas pada kasus corona.

"Nanti, provinsi yang akan memilih contact tracing dan petugas kesehatan [sasaran tes]," kata Yurianto di dalam konferensi pers pada 24 Maret 2020.

Yurianto menyebutkan jangkauan rapid test akan diperluas menjadi berbasis lokasi sehabis tersedia tambahan alat pengecekan lagi.

Yurianto mengakui rapid test kit Mengenakan metode pengecekan antibodi. "Jadi bukan pengecekan segera pada virusnya," jelas dia.

Oleh gara-gara itu, Yurianto mengingatkan, mereka yang hasil tesnya negatif belum pasti telah pasti tidak terinfeksi. Makanya, mereka yang hasil tesnya negatif akan menekuni pengecekan ke-2 untuk menegaskan statusnya tertular virus corona atau tidak.

Baca selengkapnya di artikel "Malaysia Nilai Rapid Test Kit Tidak Efektif Deteksi Corona", https://tirto.id/eHmH

Belum ada Komentar untuk "RAPID TEST APAKAH AKURAT "

Posting Komentar